Senin, 25 Februari 2013

TIMBULNYA RASA KETERSINGGUNGAN DIRI





Salah­ satu hal yang sering membuat energi terkuras adalah timbulnya rasa ketersingungan diri.

Munculnya perasaan ini sering disebabkan oleh ketidaktahanan kita terhadap sikap orang lain. Ketika tersinggung, minimal kita akan sibuk membela diri dan memikirkan kejelekan orang lain.
... ...
Hal yang paling membahayakan dari ketersinggungan­ adalah habisnya amal kita, efek yang biasa ditimbulkan oleh rasa tersinggung adalah kemarahan.

Apa yang menyebabkan orang tersinggung ? karena menilai dirinya lebih dari kenyataan, merasa pintar, berjasa, sholeh, merasa tampan dan merasa sukses. Maka bila ada yang menilai kurang sedikit saja maka akan langsung tersinggung. Karena itu, ada sesuatu yang harus kita perbaiki, yaitu proposional menilai diri.

Ada beberapa cara yang cukup efektif untuk meredam rasa tersinggung.

1.Belajar melupakan.
Jika kita seorang sarjana maka lupakanlah kesarjanaan kita, jika kita seorang kepala sekolah maka lupakanlah jabatan itu, jika kita seorang pemimpin maka lupakanlah hal itu dan seterusnya.
Anggap semuanya ini amanah agar tidak tamak terhadap penghargaan. Kita harus melatih diri untuk merasa bahwa kita hanya seorang hamba yang tidak memiliki apa-apa kecuali ilmu yang dipercikkan kepada kita.

Dengan sikap seperti ini kita akan lebih ringan. Semakin ingin dihargai, dipuji, dihormati, kita kian sering sakit hati.

2.Melihat apapun yang dilakukan orang kepada kita akan bermanfaat jika menyikapinya dengan tepat.
Kita tidak bisa memaksa orang lain untuk berbuat sesuai dengan keinginan kita.Yang bisa kita lakukan adalah memaksa diri sendiri menyikapi orang lain dengan sikap terbaik kita. Apapun perkataan dan perbuatan orang lain kepada kita, anggaplah­ ini episode yang harus kita jalani untuk menguji keimanan kita.

3.Berempati.
Cari seribu satu alasan untuk bisa memahami orang lain, namun yang harus diingat, berbagai alasan yang kita buat semata-mata untuk memaklumi, bukan untuk membenarkan kesalahan, sehingga kita dapat mengendalikan diri.

4.Jadikan hinaan sebagai ladang peningkatan kualitas diri dan kesempatan untuk mengamalkan sifat mulia, yakni memaafkan orang yang menyakiti dan membalasnya dengan kebaikan.

Semoga Dapat menjadi renungan untuk kita semua.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar